TEMPO.CO, Jakarta - Maria Clara Yubilea dan Patricia Lestari Taslim wisuda bareng di Universitas Negeri Yogyakarta, 31 Agustus 2019. Yang istimewa, Clara atau Lala adalah anak berkebutuhan khusus, dan Patricia adalah ibu kandungnya.
Hal yang istimewa lainnya adalah Lala masih berumur 19 tahun ketika wisuda dan ia, seperti juga ibunya, lulus dengan predikat cum laude.
Pencapaian itu menjadi sangat spesial bagi Lala karena dia bukanlah anak dan mahasiswa biasa. Divonis oleh dokter sebagai anak berkebutuhan khusus “Gifted Normal Atas”, Lala memperoleh tantangan berupa kesulitan dalam berkomunikasi
Namun tantangan itu juga hadir dengan berkah tersendiri. Yaitu menjadi anak genius dengan IQ 145. Dengan bimbingan Patricia Lestari Taslim yang mengambil S2 Pendidikan Luar Biasa di UNY demi memperoleh pengetahuan tentang cara mendidik sang anak, Lala berhasil menyabet prestasi di dalam maupun luar kelas.
Hal tersebut ia buktikan lewat kebolehan mewakili UNY dalam pertukaran pelajar ke Jerman dan menulis buku terkait anak berkebutuhan khusus.
“Mama sering bilang, vonis (sebagai gifted) dan Tes IQ itulah awal musibah (karena semakin tinggi IQ umumnya menambah masalah komunikasi). Tapi ternyata dari penemuan dan bimbingan mama, musibah ini punya banyak potensi. Potensi yang Puji Tuhan dapat Lala maksimalkan,” ungkap Lala seperti dimuat di media resmi UNY, 5 September 2019.
Lala diketahui sebagai anak gifted saat bergabung di Sekolah Dasar. Mulanya, Lala sulit diatur oleh guru dan disebut sebagai trouble maker.
Predikat nakal tersebut membuat Lala sampai harus berpindah-pindah sekolah sejak kelas 2 SD. Tercatat hingga akhir jenjang SD, Lala sudah lima kali pindah sekolah.
Pada saat itu, Patricia selaku Ibu mengaku belum paham bahwa apa yang dihadapi putri semata wayangnya tersebut adalah kebutuhan khusus.
“Yang saya tahu (saat itu), Lala itu _trouble maker. Saya memaksakan dia harus sekolah umum dan sekolah negeri. Namanya juga ibu, saya jujur saja waktu itu otoriter ingin anak saya sekolah. Apalagi saya mantan guru, dan suami saya (Rahardjo Sidharta) berprofesi sebagai dosen (Teknobiologi UAJY),” kata Patricia.
Berikutnya: Mogok jelang Ujian Nasional